Geologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari mengenai bumi, termasuk material penyusunnya beserta proses - proses yang terjadi di dalamnya. Material penyusun bumi terdiri dari mineral, batuan, air, dan tanah. Dalam pembahasan kali ini akan dibahas mengenai mineral, dimana mineral merupakan material yang menyusun batuan - batuan yang terdapat di bumi, baik itu batuan beku, batuan metamorf, ataupun batuan sedimen. Dalam pengertiannya, mineral merupakan senyawa anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki sifat dan komposisi kimia tertentu, mempunyai sifat fisik tertentu, bersifat padat, mempunyai struktur dalam yang teratur, serta berbentuk kristal.
Hingga saat ini, lebih dari 4000 jenis mineral yang telah berhasil diidentifikasi oleh ahli mineralogi di berbagai belahan dunia. Dari sekian banyak jenis mineral - mineral tersebut, terdapat mineral utama yang membentuk batuan di permukaan bumi yang dikenal sebagai mineral pembentuk batuan atau dengan istilah rock forming minerals (RFM).
Berdasarkan pada komposisi kimianya, mineral dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, diantaranya adalah :
Kelompok mineral
|
Contoh mineral
|
Silikat
|
Ferromagnesian (kaya Fe dan Mg): olivin, piroksen (augit),
amfibol (hornblende), garnet.
|
Nonferromagnesian (miskin Fe dan Mg): kuarsa (SiO4), feldspar ortoklas (KAlSi3O8), feldspar plagioklas, mika (muskovit,
biotit), klorit, talk, kaolin
|
|
Oksida
|
Hematit, magnetit, limonit
|
Sulfida
|
Pirit, kalkopirit (CuFeS2), galena, spalerit
|
Sulfat
|
Gipsum, anhidrit
|
Halida
|
Halit (NaCl), fluorit (CaF2)
|
Karbonat
|
Kalsit (CaCO3), dolomit
|
Native elements
|
grafit (C), emas (Au), perak (Ag), tembaga (Cu),
intan (C)
|
Untuk dapat membedakan jenis - jenis mineral yang terdapat di bumi, maka mineral - mineral tersebut dapat dibedakan bersadarkan sifat fisiknya yang ditentukan oleh komposisi dan sistem kristalnya. Selain itu dapat pula dibedakan dengan menggunakan suatu alat untuk mengetahui suatu mineral tertentu yang sulit untuk dibedakan berdasarkan pada identifikasi fisik mineralnya, yaitu dengan menggunakan XRD (X-Ray Diffraction), XRF (X-Ray Flourescence).
Pengujian sifat fisik mineral secara sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan alat alat sederhana dan tanpa biaya yang cukup mahal. Sifat - sifat fisik yang dimaksudkan antara lain adalah :
1. Kilat
Merupakan kenampakan dari suatu mineral yang ditunjukkan oleh pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilat pada mineral dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Kilat logam (metallic luster)
Apabila mineral tersebut memiliki kilapan menyerupai logam. Contoh mineral yang memiliki kilat logam antara lain adalah pirit, galena, magnetit, dll.
Kilap logam pada pyrite (sumber gambar : http://www.minerals.net/Image/1/107/Pyrite.aspx) |
b. Kilat non-logam (non-metallic luster)
Kilat non logam sendiri dapat terbagi ke dalam beberapa golongan, yaitu :
- Kilat intan (adamantin luster), kilat yang cemerlang menyerupai intan, contohnya pada intan.
Kilap intan pada diamond (sumber gambar: http://geology.com/minerals/diamond.shtml) |
- Kilat kaca (vitreous luster), kilat yang menyerupai kaca, contohnya pada kuarsa, muskovit, kalsit.
Kilap kaca pada kuarsa (sumber gambar: http://geology.com/minerals/quartz.shtml) |
- Kilat sutera (silky luster), kilat yang mempunyai struktur menyerupai serat, contohnya pada asbes, aktinolit, dan gipsum.
Kilap sutera pada gipsum (sumber gambar: http://geology.com/minerals/gypsum.shtml) |
- Kilat damar (resinous luster), kilat yang menyerupai damar/getah, contohnya pada sphalerit.
Kilap damar pada sphalerit (sumber gambar: http://geology.com/minerals/sphalerite.shtml) |
- Kilat mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, contohnya pada serpentin, opal, dan nepheline.
kilap mutiara pada serpentin (sumber gambar : http://geology.com/minerals/serpentine.shtml) |
- Kilat tanah (earthy luster), kilat seperti tanah/lempung, contohnya pada kaolin, bauksit, dan limonit.
Kilap tanah pada limonit (sumber gambar: http://geology.com/minerals/limonite.shtml) |
2. Warna
Warna merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral, hal tersebut dikarenakan satu mineral dapat memiliki warna yang beragam atau lebih dari satu warna, tergantung pada keanekaragaman komposisi kimia dan adanya zat pengotornya. Misalnya pada kuarsa, mineral tersebut dapat berwarna putih susu, ungu, cokelat kehitaman, atau bahkan bening/tidak berwarna. Meskipun demikian, terdapat beberapa mineral yang memiliki warna yang khas dan dapat digunakan dalam membantu identifikasi mineral.
Warna
|
Mineral
|
Putih
|
Kaolin, gipsum
|
Kuning
|
Belerang
|
Kuning emas
|
Pirit, kalkopirit
|
Hijau
|
Klorit, malasit
|
Biru
|
Azurit, beril
|
Merah
|
Jasper, hematit
|
Coklat
|
Biotit, garnet
|
Abu-abu
|
Galena
|
Hitam
|
Grafit, augit
|
3. Kekerasan (hardness)
Merupakan ukuran dari seberapa tahan mineral terhadap goresan. Mineral yang mempunyai kekerasan lebih kecil dari suatu alat uji, maka akan meninggalkan bekas goresan pada mineral tersebut. Skala kekerasan yang biasa dipakai adalah skala
kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jerman dan dikenal dengan skala
Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral yang
terlunak dan skala 10 untuk mineral terkeras.
Skala kekerasan
Mohs
|
Contoh mineral
|
Alat uji
kekerasan sederhana
|
|
1
|
Talk
|
||
2
|
Gipsum
|
||
3
|
Kalsit
|
Uang koin (H = 3)
Kuku jari (H = 2,5)
|
|
4
|
Fluorit
|
||
5
|
Apatit
|
Pisau (H = 5 - 5,5)
|
|
6
|
Orthoklas
|
Pecahan kaca jendela (H = 5,5)
|
|
7
|
Kuarsa
|
Kikir baja (H = 6,5 – 7)
|
|
8
|
Topas
|
Amplas (H = 8)
|
|
9
|
Korundum
|
||
10
|
Intan
|
||
H: skala kekerasan Mohs
|
4. Cerat (streak)
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran
(serbuk). Cerat dapat diamati dengan cara menggoreskan mineral pada bagian
kasar kepingan porselin atau menumbuk mineral dan mengamati warna dari serbuk yang
dihasilkan. Warna cerat belum tentu sama dengan warna asli
mineral. Warna cerat pada
mineral-mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineral tersebut
bermacam-macam, contohnya hematit. Hematit ketika diamati kadang berwarna hitam,
kadang berwarna merah coklat, namun cerat dari hematit selalu berwarna merah coklat.
Streak Colors of Common Minerals | |
Andalusite | White or colorless (hardness is about the same as the streak plate). |
Anhydrite | White. |
Apatite | White. |
Arsenopyrite | Dark grayish black. |
Augite | White to greenish gray. Augite can be splintery and close to the hardness of the streak plate, so brittle fragments, rather than a powder, will sometimes be produced. |
Azurite | Light blue. |
Barite | White. |
Bauxite | White. Often discolored to pink, brown, or red by iron staining. |
Benitoite | White. |
Beryl | Colorless (harder than the streak plate). |
Biotite | White to gray (don't be deceived by flakes). |
Bornite | Grayish black. |
Calcite | White. |
Cassiterite | Colorless. |
Chalcocite | Grayish black. |
Chalcopyrite | Greenish black. |
Chlorite | Greenish to greenish-black to white. |
Chromite | Dark brown. |
Chrysoberyl | Colorless (harder than the streak plate). |
Cinnabar | Red. |
Clinozoisite | White. |
Copper | Metallic copper red. |
Cordierite | Colorless (harder than the streak plate). |
Corundum | Colorless (harder than the streak plate). |
Cuprite | Brownish red. |
Diamond | Colorless (harder than the streak plate). |
Diopside | White to light green. |
Dolomite | White. |
Enstatite | White to gray. |
Epidote | White or colorless (about the same hardness as the streak plate). |
Fluorite | White. |
Fuchsite | White (often sheds tiny green mica flakes). |
Galena | Lead gray to black. |
Garnet | Colorless (harder than the streak plate). |
Glauconite | Dull green. |
Gold | Metallic gold yellow. |
Graphite | Black. |
Gypsum | White. |
Halite | White. |
Hematite | Red to reddish brown. |
Hornblende | White. Brittle, often leaves black cleavage debris behind instead of a streak. |
Ilmenite | Black. |
Jadeite | Colorless (harder than the streak plate). |
Kyanite | White or colorless (about the same hardness as the streak plate in one direction). |
Limonite | Yellowish brown. |
Magnesite | White. |
Magnetite | Black. |
Malachite | Green. |
Marcasite | Grayish Black. |
Molybdenite | Bluish gray, grayish black. |
Monazite | White. |
Muscovite | White, often sheds tiny cleavage flakes. |
Nepheline | White. |
Nephrite | Colorless (harder than the streak plate). |
Olivine | White or colorless (about the same hardness as the streak plate). Often sheds tiny granules instead of a powder. |
Orthoclase | White. |
Plagioclase | White. |
Prehnite | White. |
Pyrite | Greenish black to brownish black. |
Pyrophyllite | White. |
Pyrrhotite | Grayish black. |
Quartz | Colorless (harder than the streak plate). |
Rhodochrosite | White. |
Rhodonite | White. |
Rutile | Pale brown. |
Scapolite | White. |
Serpentine | White. |
Siderite | White, very light brown. |
Sillimanite | White or colorless (about the same hardness as the streak plate). |
Silver | Silvery white. |
Sodalite | White or light blue. |
Sphalerite | White to yellowish brown, often with an odor of sulfur. |
Spinel | Colorless (harder than the streak plate). |
Spodumene | White or colorless (about the same hardness as the streak plate). |
Staurolite | Colorless (harder than the streak plate). |
Sulfur | Yellow. |
Sylvite | White. |
Talc | White to pale green. |
Titanite | White. |
Topaz | Colorless (harder than the streak plate). |
Tourmaline | Colorless (harder than the streak plate). Specimens often fracture, shedding small particles. |
Turquoise | White, greenish, bluish. |
Uraninite | Brownish black, grayish. |
Witherite | White. |
Wollastonite | White. |
Zircon | Colorless (harder than the streak plate). |
Zoisite | White. |
(Sumber: http://geology.com/minerals/streak-test.shtml)
5. Belahan (cleavage)
Belahan
adalah kecenderungan mineral untuk membelah pada satu atau lebih
arah tertentu ketika menerima tekanan
dari luar. Belahan terbentuk mengikuti ikatan atom yang paling lemah pada suatu
mineral.
Kenampakan belahan pada mineral dicirikan dengan permukaan yang halus dan rata
pada bidang belahannya. Untuk
menguji belahan mineral di lapangan bisa dilakukan dengan pemukulan
dengan palu, mineral dikatakan memiliki
belahan jika mineral yang kita pukul tidak hancur, tetapi
terbelah-belah dengan
bidang belahan yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifat
ini, sehingga berdasarkan
mudah/tidaknya terbelah mineral bisa dikategorikan dengan menggunakan
istilah mudah
terbelah, sukar dibelah atau tidak dapat dibelah.
Jumlah belahan pada
mineral bervariasi (satu sampai enam). Faktor yang mempengaruhi jumlah dan tipe
belahan pada mineral adalah ikatan atom di dalam struktur kristal, apakah seragam atau
tidak. Jika terdapat ikatan yang lemah melalui suatu
bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang tersebut. Contoh
mineral yang mudah membelah yaitu mineral kalsit yang mempunyai tiga arah,
sedangkan contoh mineral yang tidak memiliki belahan contohnya kuarsa.
Contoh belahan dan mineralnya |
6. Pecahan
Pecahan berbeda dengan belahan, pecahan terbentuk ketika mineral ditekan dan
tidak ada lagi bidang belahan yang bisa mengakomodasi tekanan tersebut, maka
mineral akan pecah dengan bentuk yang tidak teratur. Bentuk pecahan dari
mineral bisa digunakan untuk mengenal mineral karena mineral-mineral tertentu
bisa dikenali dengan bentuk pecahannya yang khas. Jenis pecahan
pada mineral ada beberapa
macam, yaitu:
a. Concoidal: pecahan mineral
memperlihatkan gelombang yang melengkung dipermukaan pecahan, seperti
kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh mineral : kuarsa.
b. Splintery/fibrous: pecahan menunjukkan gejala
seperti serat, contohnya pada
asbestos, augit, hipersten.
c. Even: pecahan menunjukkan bidang pecahan yang halus, contohnya pada kelompok mineral
lempung, seperti limonit.
d. Uneven: pecahan memperlihatkan
permukaan bidang pecahan yang kasar, tidak rata, contoh :
magnetit, hematit, kalkopirit, garnet.
e. Hackly: pecahan menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan
runcing-runcing, contoh pada native elemen : perak dan emas.
7. Bentuk
Mineral ada yang berbentuk kristal yaitu mempunyai
bentuk yang teratur dan khas yang dikendalikan oleh sistem kristalnya, Mineral
seperti ini yang disebut dengan mineral kristalin. Namun pada beberapa mineral ada
pula yang tidak memiliki bentuk kristal yang disebut dengan mineral amorf.
8. Berat jenis
Berat jenis merupakan perbandingan antara berat dan
volume mineral. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis adalah dengan cara
menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian
mineral ditimbang lagi di dalam air, misalnya didapatkan beratnya y gram. Berat
yang dihitung dalam air adalah berat mineral dikurangi dengan berat air yang
volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut berdasarkan rumus berikut:
9. Sifat dalam
Sifat dalam adalah sifat mineral apabila
kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan, membengkokkan, atau
mengiris mineral tersebut. Yang termasuk dalam sifat dalam ini adalah :
- Rapuh (brittle):
mineral mudah hancur tetapi dapat dipotong-potong, contoh: kuarsa, orthoklas,
kalsit, pirit.
- Mudah ditempa: Sifat mineral yang dapat ditempa menjadi
lapisan tipis, seperti emas, tembaga, perak.
- Fleksible: sifat mineral yang berupa lapisan tipis dan
dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah bengkok tidak dapat kembali lagi
seperti keadaan semula, contoh: talk, selenit.
- Elastik: sifat mineral berupa lapisan tipis yang
dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan dapat kembali seperti semula bila
kita hentikan tekanannya, contoh: muskovit.
10. Kemagnetan
Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap
gaya magnet, mudah dilakukan dengan mendekatkan magnet kepada mineral. Mineral dikatakan
memiliki sifat feromagnetik apabila mineral tersebut mudah tertarik oleh gaya
magnet, contohnya mineral magnetit dan phirhotit. Sebaliknya, mineral yang
menolak gaya magnet dengan kuat disebut memiliki sifat diamagnetik sedangkan mineral
yang tertarik oleh gaya magnet tetapi lemah disebut memiliki sifat paramagnetik.
Untuk melihat apakah mineral mempunyai
sifat magnetik atau tidak, kita dapat menggantungkan magnet pada seutas
tali/benang, kemudian dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada
magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati mineral berarti mineral
tersebut bersifat magnetik. Kuat
tidaknya tarikan magnet bisa kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat
benang tersebut dengan garis vertikal.
11. Rasa
Ada beberapa waktu
tertentu, seorang ahli geologi menggunakan rasa untuk mendeskripsi mineral. Rasa
juga merupakan sifat kimiawi yang disebabkan oleh adanya kandungan elemen
tertentu. Contoh paling umum adalah halite. Halite memiliki rasa asin yang
diakibatkan adanya ion klorida (Cl-). Di dalam praktikum ini, dan
dimana saja, menggunakan rasa tidak dianjurkan dilakukan dalam melakukan
deskripsi. Merasakan mineral hanya boleh dilakukan setelah analisis mengerucut
pada kemungkinan mineral tertentu saja, karena beberapa mineral memiliki rasa yang
pahit atau mengandung zat yang beracun bagi tubuh.
12. Bau
Beberapa jenis mineral memiliki bau yang
khas sehingga kadang bau juga bisa digunakan untuk mengenali mineral tersebut, contohnya,
mineral sulfur dan arsen. Sulfur memiliki bau yang menyengat seperti telur
busuk dan arsen memiliki bau seperti bawang.
0 comments:
Post a Comment